“QUI BENE CANTAT BIS ORAT”
(Sebab bernyanyi sama dengan dua kali berdoa)
RD. Antonius Mite |
Musik
adalah sesuatu yang berguna dan familiar di kalangan masyarakat. Musik biasa
didengarkan disaat seseorang merasa jenuh, senang, maupun sedih. Musik dapat
menghibur diri, membuat hati menjadi tenang dan terkadang lirik lagu yang real
dengan kehidupan dapat menjadi inspirasi seseorang. Musik juga biasa digunakan
untuk mengisi waktu luang seseorang.
Saat ini, banyak sekali jenis-jenis
musik yang berkembang, salah satunya adalah musik POP. Rata-rata, remaja
Katolik saat ini lebih menyukai lagu-lagu musik POP dibandingkan lagu musik
Gereja. Hal ini tampak selama perayaan ekaristi berlangsung, dimana kebanyakan remaja
tidak ikut bernyanyi selama ekaristi. Dengan ini bisa dikatakan bahwa remaja
kurung menyukai musik Gereja, yang secara perlahan juga dapat menghancurkan
masa depan Gereja karena remaja Katolik saat ini adalah masa depan Gereja
Katolik.
Nyanyian
lagu-lagu liturgi selama perayaan ekarisi merupakan salah satu cara untuk
memuji dan mengucap syukur kepada TUHAN. Jika direnungkan, lagu-lagu liturgi
memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya. Mantan Prefek Seminari Menengah
Mario John Boen, RD. Antonius Mite (63) yang diwawancarai kamis sore (6/10)
berkata, “Dengan menyanyikan secara bersama-sama lagu liturgi, dapat
meningkatkan nilai kebersamaan umat dan membentuk otak kanan manusia terutama
perasaan peka akan kehadiran Kristus.”
![]() |
QUI BENE CANTAT BIS ORAT |
Setiap orang yang menyanyikan ataupun mendengarka lagu-lagu liturgi pasti akan terbawa dalam suasana liturgi. Musik liturgi ini juga mendapat tanggapan dari Ibu Joe, Widarti (53), pelatih koor untuk para seminaris Mario John Boen,” Saya merasa senang dapat mengambil bagian dalam liturgi terutama dalam bernyanyi. Sebaiknya umat yang hadir dalam perayaan liturgi harus terlibat dalam liturgi khususnya bernyanyi, karena bernyanyi sama dengan dua kali berdoa, jadi jika bernyanyi lakukanlah dengan serius, sungguh-sungguh dan sepenuh hati,” ujarnya saat ditemui senin pagi (4/10).
Di
Seminari, para seminaris yang juga termasuk golongan remaja katolik yang dituntut
agar wajib membiasakan diri untuk bernyanyi lagu-lagu liturgi. Seminaris juga
wajib bisa membaca not dalam teks lagu. Hal inilah yang sangat di inginkan oleh
para staf Seminari agar suatu saat nanti para seminaris dapat menyanyikan lagu
liturgi dengan baik dan benar. (Amandus Lionsius Lowa dan Heri Ransius
Sihombing, SMAK SEMINARI MARIO JOHN BOEN).